Untuk Mama Tercinta



“Terimakasih ibu, telah mendatangkan saya di dunia ini.. ”
“Terimakasih ibu, masih tetap setia di sampingku dan
memperkenalkan ku pada dunia ini... ”
“Terimakasih ibu.. ”

“Dilla, sarapannya mana? Mengapa belum anda siapkan?! ” ucap ibu.
“Maaf ma, tadi Dilla bangun kesiangan jadi tak pernah mempersiapkan sarapan” tundukku.
“Apa? Tak pernah mempersiapkan sarapan? Anda.. hahh jemu ngomelin anda selalu. Basic anak tidak tahu di untung. Hari ini anda tidak bisa duit jajan, agar tahu rasa anda. ” Kata ibu dengan muka yang betul-betul geram.
“Tapi ma,... ” belum pernah saya merampungkan kalimat ku.
“Tapi apa? Hahh.. telah pergi sekolah sana, bila tak ubah seragam mu serta buatkan ibu sarapan! ”
“Baik ma.. ”
“Ingat janganlah pulang terlambat” pesan ibu.
‘Tuhan, maafkan saya.. lantaran kekeliruan ku, saya telah bikin ibu geram pada pagi ini.. ’ lirih ku dalam hati.
Hari ini saya ke sekolah dengan duit seadanya yang berniat ku sisahkan dari hari tempo hari. Saya tidak memikirkan apa yang terjadi bila hari ini saya mesti ke sekolah dengan jalan kaki. Terlebih jarak rumah serta sekolah lumayan jauh.
***
Perkenalkan nama ku Nadilla, usia ku 16 th.. Saya dilahirkan didunia ini oleh seseorang wanita cantik. Ya, dialah ibu ku. Ibu yang sangatlah saya cintai. Perihal bapak ku... saya tidak pernah mengenalnya, bahkan juga lihat berwajah juga tak pernah. Saya tidak tahu di mana keberadaannya. Setiap saat saya bertanya perihal bapak pada ibu, ibu senantiasa membentakku serta berkata bahwa dia sangatlah membenci bapak serta tidak mau lihat bapak lagi didunia ini.
Sebenci apapun ibu pada bapak, saya tetep mengharapkan serta mau sekali bersua dengannya, lantaran dia juga yang mendatangkan saya didunia ini.
***
Kring..........
Lonceng pulang sekolah berbunyi serta saya mesti secepat-cepatnya hingga dirumah, saya tidak mau bikin ibu geram lagi.
Saya bergegas keluar dari ruang sekolah serta menuju halte bus.
“huh.. Mengapa siang ini ramai sekali? Saya dapat telat hingga rumah bila situasi seperti ini! ” rutukku jengkel.
Bus-bus melaju dengan kecapatan tinggi, mengisyaratkan bahwa transportasi itu sarat bakal penumpang.
45 menit berlalu. (14. 15 WITA)
Pada akhirnya bus yang saya tunggu-tunggu datang juga. Dalam perjalanan menuju rumah, cuma kegelisahan yang saya rasakan.
“Siang ma, maaf saya pulang terlambat soalnya... ”
“Jangan terlampau banyak argumen. Cepat ubah baju mu serta siapkan makanan yang
enak lantaran hari ini rekan-rekan lama ibu bakal ke sini. ” Perintah ibu.
“Ia ma. ” Saya jalan masuk ke kamarku.

Saya mau sekali memasak berbarengan ibu, seperti rekan-rekan yang lain yang selalu
coba tiap-tiap resep makanan baru berbarengan ibu mereka, bercanda, tertawa berbarengan ibu. Namun, bila lewat cara menyuruh ku, ibu terasa bahagia, jadi apapun bakal saya kerjakan. Lantaran tawa ibu yaitu kebahagiaan untuk ku serta rasa sedih ibu yaitu air mata bagiku.

Satu jam lalu saya baru selelsai lakukan pekerjaan ku.
“Akhirnya usai juga..... ” saya hembuskan napas lega.
“Mama, saya telah usai memasak serta seluruhnya telah ku siapkan di meja makan”
laporku.
“Baguslah. Mandilah, lantaran anda mesti melayani tamu-tamu ibu. ”
“Mama, saya mesti kerjakan pekerjaan sekolah ku.. ” sanggah ku.
“Kamu ingin menyanggah ibu?. Anda ingin menyuruh ibu untuk melakukan
seluruhnya?. Anda kan masih tetap dapat kerjakan pekerjaan mu sebentar malam Dila. Telah janganlah menyanggah ibu, cepat mandi lantaran tamu-tamu ibu tengah dalam perjalanan.. ” kata ibu panjang lebar.
Saya jalan kembali pada kamar ku.
‘Untuk mu ibu apapun bakal ku kerjakan, walaupun mesti mengorbankan kebutuhan ku. ’

Tamu-tamu ibu datang silih bertukar saya hingga kewalahan mempersiapkan makanan serta minuman.
“Ini anakmu Saya? ” bertanya seseorang wanita dengan cincin berlian mengintari nyaris seluruhnya jarinya, pada Ibu.
“Ya, begitulah.. ” jawab ibu enjoy.
“Apakah diumahmu tak ada pembantu Saya? Sewalah seseorang pembantu supaya tidak
menyusahkan anakmu. ”
“Ini kan juga sebagai baktinya kepadaku.. ” ibu tersenyum sisnis.
“Ane, janganlah lantaran kau membenci ayanhnya kau jadi melampiaskan kekesalan mu
pada nya. Biarlah dia melakukan saat remaja nya dengan enjoy serta tak terbebani dengan dengan pekerjaan rumah. ”
“Sudahlah tidak usah mengulas itu lagi, serta janganlah mengungki-ungkit perihal lelaki itu! ” papar ibu jengkel.

Ya... telah sepantasnya saya mengabdikan diri pada ibu.... lantaran mungkin
cuma inilah langkah yang dapat ku pakai untuk membalas kebaikan ibu. Namun ada perbincangan yang pernah bikin ku kaget. Siapa lelaki yang tadi dibicarakan ibu dengan tante itu. Apakah dia bapak ku?

2 jam berlalu. (17. 30 WITA)
“Dilla. Kerjakan pekerjaan mu di dapur baru anda bisa kerjakan PR mu. ”
“Ma.. ada yang mau saya tanyakan. Siapa sesungguhnya ayahku? Ma.. terangkan pada ku sekali ini saja.. ” pinta ku.
“Sudah saya katakan berlang kali janganlah bertanya perihal ini. Lantaran saya takakan pernah mengulas perihal orang itu ” bentak ibu. Saya tidak perduli dengan kemarahan ibu kesempatan ini, apapun berlangsung saya mesti tahu siapa bapak kandung ku.
“Mama.. saya mohon tolong beritahu.. ”
“Baiklah bakal ku katakan padamu. Kau tahu, kau yaitu anak yang kemunculannya tidak pernah di idamkan oleh siapa juga. Lelaki hilang ingatan itu, dia menghamiliku serta pergi.. serta karenanya saya di usir oleh keluarga ku. Lantaran hadirnya mu cuma membawa mala malapetaka untuk ku. Semestinya dahulu saya membunuh mu supaya kau tak menyusahkan ku. ” Ibu makin geram serta lari menuju kamar. Ibu terpeleset di depan pintu kamarnya serta kepalanya terbentur tembok. Darah juga bercucuran. Saya tidak tahu apa yang perlu saya kerjakan, saya cuma dapat menangis.
Mendengar isak tangis ku tetangga berdatangan serta bertanya apa yang berlangsung. Mereka lantas membopong ibu serta membanya ke rumah sakit.
‘Maafkan saya ibu, semestinya saya tidak bertanya bapak pada ibu. Ibu telah bersusah payah mengubur saat lantas ini, namun saya cobalah untuk menggalinya serta bikin ibu menangis, bikin ibu terluka.. ’ ratap ku.

2 hari berlalu.
2 hari tertidur, pada akhirnya ibu tersadar. Saya sangatlah bahagia, namun tak dengan ibu.
“Anak haram.. anak sial.. pergi dari hidupku tidak pusakah kau melikat ku menanggung derita sepanjang bertahun-tahun?? Kau sama juga dengan lelaki itu.. kalian menghancurkan hidupku.. ” saya terima seluruhnya makian ibu.
“Ma.. maaf.. ”
“Jangan panggil saya ibu. Baiknya saat ini anda pergi dari hadapan ku, pergi menyusul lelaki itu.. tak tahu kemana sajakah ke ujung dunia, ke neraka.. saya tidak perduli.. bahkan juga bila kau menghilang dari bumi ini serta mati tersebut kebahagiaan ku... dengar lah AKU SANGAT MEMBENCI LELAKI ITU DAN KAMU DILLA... ”
***

Ibu apapun yang engkau kehendaki bakal ku kerjakan... lantaran saya ingin
membahagiakanmu... lewat cara apapun itu... bila dengan ‘menghilang dari peredaran bumi ini’ bisa membahagiakan mu, jadi bakal kulakukan...
SEMUA INI KU LAKUKAN UNTUK MU MAMA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar