Kisah Nyata: Wanita yang Mencarikan Istri untuk Suaminya

Cerita ini riil berjalan di daerah Belgam, Arab Saudi sekian waktu paling akhir. Cerita yang sangat mengharukan dan menggetarkan sanubari. Bagaimana kecintaan seorang istri pada suaminya telah singkirkan semuanya sisi egois dalam dirinya. Bagaimana ia merasa bertanggungjawab pada kebahagiaan suaminya waktu vonis dokter menyampaikan bahwa umurnya tidak bisa bertahan lebih lama lagi. Salim, suaminya menceritakan semuanya dan cerita ini di ambil oleh harian Arab Sabq,

Wanita itu gamang. Tetapi ia memberi kepercayaan dirinya bahwa ia harus kerjakan hal sejenis itu. Ia akan berusaha bahwa apa yang ia lakukan benar-benar berhasil sebelum vonis dokter itu bisa dibuktikan lewat cara sempurna.

Sore tadi, ia dan suaminya mendatangi dokter dan dokter itu menggerakkan kemoteraphy yang ke-2 belas. Kemotherapy batas maksimum. Anehnya, kanker itu sangatlah kuat untuk hilang atau hanya layu dan mengecil. Jadi dokter mengemukakan bahwa kanker yang bersemayam di tubuhnya itu menyebar ke mana-mana. Wanita itu tak dapat dengarkan apa yang dijelaskan dokter perihal dirinya. Ia menangis di pelukan suaminya. Ia hanya bisa pikirkan bahwa semuanya itu cuma mimpi. Tetapi ia memahami, bahwa ini riil dan benar-banr berjalan dalam kehidupannya. Ia harus kuat dan terima kenyataan itu. Ia harus terima takdir yang sudah disuratkan Tuhan dalam kehidupannya. Bagaimana juga, ketawakalan dan kepasrahan itu selalu ia hadirkan dalam hatinya.

Terakhir dokter itu mengemukakan bahwa umur wanita itu tak akan semakin lebih sebulan. Selanjutnya wanita itu melanjutkan sisa kehidupannya di bangsal rumah sakit. Ia hanya menunggu keajaiban dan mukjizat tuhan atas apa yang telah menimpanya.

Wanita itu selalu pikirkan semuanya kemungkinan yang bakal berjalan. Kemungkinan-kemungkinan apabila ia benar-benar meninggalkan dunia fana. Dengan siapa suaminya hidup? Ia memahami suaminya akan jadi seorang duda. Ia juga memahami putrinya tetap masih kecil dan tetap masih memerlukan sosok ibu sebagai muara kasih dan cinta. Sepanjang malam wanita itu senantiasa menangis pikirkan hal sejenis itu.

Pagi senantiasa berlalu bersamaan hari-hari yang terasa jemu. Wanita itu telah mengambil keputusan yang sudah ia rencanakan. Dan siang itu seperti umum, suaminya datang menjenguknya. Biasanya suaminya pulang dari kantor jam lima sore. Tetapi mulai sejak kanker itu menghuni tubuhnya, suaminya selalu mengusahakan untuk pulang setelah dzuhur tiba.

Wanita itu mengemukakan bahwa ia akan mencarikan calon istri untuk suaminya. Jelas suaminya merasa terkejut dan menolak pernyataan istrinya. Dia mengemukakan pada istrinya bahwa jangan sampai sekali juga pikirkan hal sejenis itu. ”Kamu harus pikirkan dirimu sendiri. Kita di sini selalu mendoakan mengusahakan kesembuhanmu. ”

Wanita itu hanya berkata parau. ”Ya, kita tak pernah tahu dengan takdir yang hampiri kita. Apa salahnya kita menjaga-jaga dengan kemungkinan yang mungkin saja berjalan. Saya hanya ingin kau dan putri kita hidup bahagia. ”

Selanjutnya wanita itu mencari wanita shalihah untuk suaminya. Ia hanya ingin suami dan putrinya jatuh pada wanita yang cocok, yang akan selalu berbakti pada suami dan bisa mengayomi putriya.