Arwah Pocong Datang Minta Di Sempurnakan
Salah satu korbannya yaitu Bustanul dengan kata lain tanul, preman yang cukup disegani di daerah jogja selatan serta sekitarnya. Sistem penjemputan paksa hingga eksekusinya dikerjakan dengan sangatlah rapi.
Mati lampu, lalu tanul dijemput paksa oleh lima orang, lalu dieksekusi di daerah kretek kewek dekat malioboro. Paginya, jenazahnya diketemukan warga serta keadaan mengenaskan terbungkus karung Goni dengan luka tembak nyaris disekujur badannya. Tanul yang populer kebal, binasa oleh peluru.
Waktu jenazah dikuburkan tak ada yang aneh, hanya langit mendadak gelap serta hujan luar umum lebat yang dibarengi petir menyambar-nyambar di angkasa. Jadilah sistem penguburannya berjalan dengan terburu-buru.
Termasuk juga selekasnya memasukkan jenazahnya dengan paksa diliang lahat, serta menimbunnya dengan tanah. Ini sangat terpaksa dikerjakan, lantaran jenazah tanul sangatlah sulit untuk dikubur. Berulang-kali dilebarkan terus tak muat. Pada akhirnya, atas kesapakatan keluarga Jenazah dikuburkan dalam posisi meringkuk, dengan liang kubur yang penuh dengan air.
Malamnya berjalan seperti umum, cuma hujan yang belum berhenti sampai terlepas Isya mengakibatkan situasi kampungku jadi lain, sepi. Acara tahlilal untuk mendoakan Tanul cuma di hadiri sebagian orang saja. Itupun cuma ketua-ketua kampung yang memanglah disuruh spesial oleh keluarga tanul untuk baca tahlilal yang lain lebih pilih tinggal dirumah.
Waktu bacaan tahlilal nyaris disudahi, mendadak mbokde Ngati yang kebetulan diserahi pekerjaan untuk sediakan makanan untuk acara tahlilal, berteriak keras " Toloongg, ada Pocooong.. den tanul ". ketua kampung yang saat itu tengah merampungkan bacaan yasin kontan segera semburat serta lari kearah dapur.
Di situ mereka menjumpai mbokde ngati 'ndeprok' tubuhnya menggigil, matanya melotot serta tangannya menunjuk kearah pintu dapur yang terbuka lebar.
Pakde hadi yang populer juga sebagai Ustadz kampung segera lari menuju kearah yang diperlihatkan mbokde ngati serta samar-samar dia lihat sosok pocong yang berwajah serupa almarhum tanul memandang dengan muka kosong sembari berkata
".. de, tolong sempurnakan pemakamanku…tolong ya de.. " tuturnya sembari berjingkat-jingkat pergi kearah jalan besar serta hilang diujung jalan yang memanglah gelap itu. Pakde hadi tampak terperanjat serta lalu berbalik menuju kerumunan warga yang telah penuhi dapur yang sempit itu.
Mulai sejak malam itu, beredar berita nyaris tiap-tiap rumah warga yang kebetulan turut dalam sistem pemakaman didatangi pocong bustanul. Berita ini pasti bikin situasi kampungku jadi makin seram serta sudah pasti menyusahkan keluarga besar bustanul sendiri.
Termasuk juga pak Sauki Yaqub, yang kebetulan jadi pakdenya Bustanul. Atas perjanjian keluarga, pas di hari yang ke tujuh. Pak sauki yaqub membulatkan tekad untuk menyanggong pocong yang serupa ponakannya itu. Waktu jam tunjukkan jam 11. 00 malam pas pak sauki berniat buka pintu rumah lebar-lebar.
Lampu kamar tamu berniat dimatikan serta dengan sabar ditungguinya kemunculan pocong yang serupa ponakannya itu. Benar, demikian rokoknya habis sebatang terdengar seperti nada petasan kecil yang lalu diikuti dengan timbulnya asap putih yang pelan-pelan jadi membesar sampai terbentuk bayangan utuh pocong.
Pak Sauki cukup tabah, ditatapnya pemunculan penampakan itu dengan tabah, sesudah terbentuk utuh serta benar pocong itu serupa dengan ponakannya.
Pak sauki segera berdiri serta jalan kearah pocongan itu " Cukup tanul, telah cukup munculanmu. Kami sekeluarga sudah mengetahui apa yang anda minta, kami telah ikhlas melepaskanmu serta janganlah bebani lagi bapak ibumu dengan pemunculanmu, besok kami bakal menyempurnakan lagi pemakamanmu " kata pak sauki yaqut.
Pocongan itu diam, dengan parau berkata " terima kasih pakde, tanul minta maaf sudah membikin sulit keluarga " lantas berbalik serta pelan-pelan jalan meloncat-loncat serta lalu hilang beralih jadi asap.
Paginya, dibantu dengan ketua kampung yang ada keluarga tanul lakukan penyempurnaan pemakaman tanul, kuburannya kembali di buka serta jenazahnya diatur lagi, serta sudah pasti melepas tali pocong yang pernah lupa dilepaskan lantaran keburu hujan badai tempo hari.
Mulai sejak disempurnakan pocong yang serupa dengan tanul telah tak nampak lagi. Hanya keluarga besar tanul lalu geser ke Jakarta, sedang rumah besar yang ditinggalkanya dilewatkan mangkrak tak ada yang berani tempati.
Labels:
Horor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar