Bertemu dengan Sundel Bolong
Waktu itu seputar jam 20 : 30 malam. Tak ada firasat apa pun yang saya rasakan lantaran saya kerapkali kerumah kakak saya pada malam hari. Maksud ke rumah kakak saya yaitu untuk meminjam duit untuk modal melakukan bisnis kue lebaran.
Sesudah saya memperoleh duit itu saya juga segera pulang memakai motor bebek. Lokasi yang saya lalui sampai kini aman-aman saja baik dari makhluk halus ataupun penjahat kampung.
Lokasi yang menghubungkan dua desa ada persawahan yang cukup luas serta petilasan kuno yang ditutupi rerimbunan pohon beringin. Nah, waktu masuk lokasi petilasan itu, mendadak saya lihat ada wanita yang menyetop mau menumpang.
" Darimana serta ingin kemana mbak? " bertanya saya. " Dari rumah bude saya mas, bila bisa saya ingin numpang pulang ya? ", jawab wanita itu.
Pada akhirnya tanpa ada menyimpan rasa berprasangka buruk saya juga memboncengi wanita itu karena tolong-menolong di desa yaitu hal yang umum dikerjakan walau dikerjakan pada orang yang belum kita kenal sekalipun. Dengan membantu orang lain, Insya Allah kita juga bakal ditolong pada saat alami kesusahan nanti.
Namun nampaknya membantu orang lain tak harus senantiasa mengasyikkan, terlebih yang ditolong yaitu makhluk halus. Di dalam perjalanan, mendadak wanita itu minta turun walau sebenarnya perjalanan masih tetap jauh.
" Lho kok turun di sini? kan masih tetap jauh? ", bertanya saya. Ia juga menjawab dengan tatapan yang tajam " iya saya ingin ambillah tanaman dahulu untuk menyembuhkan punggungku yang terluka ".
Sembari berkata sekian, ia menunjukkan punggungnya yang nyatanya bolong serta tampak merah. Saya pernah lihat dengan terang isi dalam punggung wanita itu karena lampu sepeda motor saya dengan terang menyorot punggungnya.
Karena sangat kaget serta takutnya, saya juga berteriak. " Wah.. setan.. setan..! tolong.. tolong! hingga pada akhirnya saya pingsan tak sadarkan diri. Beruntunglah sebagian jam lalu ada masyarakat yang kebetulan melalui serta memberi pertolongan.
Hingga saat saat ini, saya juga tak pernah lagi berani melalui jalan itu tanpa ada ditemani terlebih saat malam hari. Sungguh pengalaman mistis yg tidak dapat saya lupakan serta kadang-kadang masih tetap bergidik bulu roma saya bila mengingat peristiwa itu.
Labels:
Horor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar