Cerita Misteri Setan Payung


Malam sudah beranjak dari peraduan nya, saat kunang-kunang beterbangan ke sana kemari, di antara semak-semak belukar, saya selalu jalan tafakur dengan keadaan luluh lantak, seluruhnya sudah pergi, meninggalkanku serta meninggalkan sisa-sisa luka yang pedih, inilah kepahitan dunia saat sang kekasih terkasih, bekas pacar sudah pergi untuk selamanya. Rena dialah istriku bakal selama-lamanya jadi istri terkasihku, walau jasadmu saat ini terbaring sendirian di sana namun masih tetap kehngatan hatiku selalu terus berbarengan nya. Seluruhnya bermula dari suatu kejahatan yg tidak masuk diakal saat dia pergi, mistis yang kental aroma kutukan serta pemujaan demikian tercium, tetapi tak tahu siapa yang lakukan perbuatan musyrik seperti ini, lakukan dosa di atas dosa-dosa besar lain nya. Kenapa dimaksud dosa, lantaran memanglah mernggut nyawa seseorang manusia yaitu type perbuatan yg tidak bakal pernah terampunkan lagi, dimata ku serta dimata Tuhan, disebutkan syirik karena tercium aroma setan pemicu kematian nya, desas-desus yang berkuasa menyampaikan tumbal itu jatuh saat itu juga pada istriku, yg tidak pernah tahu apa-apa, dosanya hampir tidak ada kentara.
Saya jalan sendirian ditengah keheningan malam, mengharapkan setan payung yang jadi pemicu kematian istriku itu sukses saya dapatkan serta saya lumpuhkan, berjam-jam lamanya saya mengambil langkah arahku tidak ada pasti tak tahu kemana, tetapi hari itu saya cuma temukan senja tiba serta alunan suara nya menggetarkan telinga, saya juga dengan sangatlah capek kembali kerumah, tak pikirkan simbok yang sangatlah cemas lihat keadaan anaknya, tak juga pikirkan irama perut menanti makanan datang. Saya segera kekamar, mengunci pintu. Mengurung diri.
“ kemana sajakah semalaman anda nak, simbok cemas terhadapmu, simbok mencari anda kemana-mana, kerumah karjo, kewarung nasi tempatmu nongkrong, telah dua hari anda meninggalkan rumah, anda tega membiarkan simbokmu ini sendirian, meratapi kepergian istrimu? ” kata simbok sembari menangis, tak tega akupun keluar serta menghampirinya, pandangan mata yang telah mulai melemah itu tampak berkaca-kaca.
“sabar mbok, sesungguhnya saya juga tak ikhlas dengan kepergianya, tetapi kita cuma dapat pasrah serta mengharapkan mudah-mudahan setan payung itu betul-betul memperoleh murka Allah atas perbuatan yang dikerjakan sepanjang ini” kataku menyemangati simbok
“andai saja rena menuruti kalimat simbok, pasti akan tidak berlangsung hal seperti ini” kata simbok menyesali yang sudah terjadi
“akupun telah melarangnya mbok namun, tetapi tuturnya ini tuntutan kemungkinan jadi seseorang bidan, mesti praktik dimalam-malam, sampai pada akhirnya dia pergi pas di depan mata kepalaku sendiri”kataku kembali mengenang momen yang mengerikan itu, waktu itu saat dijalan untuk mengantarkan nya kerumah sakit, mendadak perasaan mau buang air tak tertahankan lagi, jadi dari pada ambillah kemungkinan kamipun berhenti pada suatu tempat yang dekat dengan pekuburan warga.
“kok, berhenti di sini sih papah. Ituloh didepan sana kan pekuburan apa tak ngeri, jalan lagi dong pah! ” kata rena yang cemas dengan mendadak hentikan sepeda motor
“Papah ingin buang air kecil dahulu lah mah, sebentar. Telah tak dapat ditahan-tahan lagi nih” kataku menyatakan, aneh mendadak bulu kudukku berdiri, tetapi saya berasumsi nya hal yang umum, lumrah saja rasa takut itu ada, terlebih di tempat yang seperti ini, saya melanjutkan hasratku, saat saya usai rena telah tak ada di tempat.
“Aneh!!! Baru saja dia ada di sini saat ini kemana”
“Renaaaa!!!! Anda ada di mana, mari cepat berangkat”
Sunyi senyap, saya berkeliling di sekitar tempat itu, menyesal terasa sudah meninggalkan dia sendirian dijalan.
“Deggggg!!!! ” saya kaget bukanlah main saat itu, tak tahu perasaan apa yang nampak waktu saya lihat rena sudah berdiri mematung dengan ditemani sesosok makhluk yang menyeramkan, samar-samar saya saksikan makhluk mengerikan itu, tengah memayungi Rena di tengah-tengah ruang pemakaman, saya terperanjat bukanlah kepalang, makhluk itu tampak demikian menyeramkan, menyeringai serta matanya yang merah tak suka lihat kedatanganku
“Hiiiiiiikkkkk… Anda ingin saya Payungi juga anak muda, kemarilah, mari sini” kata makhluk itu menyeringai dengan lidah menjulur ketanah.

1 komentar:

  1. kalau copas dimohon kasih link sumber dong gan,,, makasih ya :)

    BalasHapus