Kisah Nyata Teror Telepon Misterius



ini saya bisa dari tetangga yang
mengontrak di dekat rumah. Sebut saja namanya mas andi. Pada th. 2000, bisnis
wartel yaitu usaha menjanjikan.

Waktu itu handphone merk motoloro serta mokia harganya
tak kebeli untuk orang-orang menengah kebawah. Bermodalkan enam bilik wartel saja
telah dapat kerjakan pekerja paruh saat.

Mas andi pada saat itu baru lulus SMA serta melalui karier juga sebagai pengacara (pengangguran
banyak acara). Dari pada tak kerja, Mas Andi tiap-tiap sore hingga tengah malam jadi penjaga
wartel punya salah satu sanak familinya.
Wartel itu letaknya di jalan paling utama masuk ke desa.

Pada suatu malam ada kecelakaan di tikungan jalan yg tidak jauh dari wartel.

Kecelakaannya yaitu ingindara sepeda motor yang disangka mengantuk, menabrak
pohon trembesi. Helm “cibuk” yang dipakai ingindara itu tak dapat menolong
nyawanya, ya!

Ingindara itu tewas di tempat peristiwa dengan kepala yang
berantakan. Bahkan juga karena sangat mengerikannya tak ada warga yang berani mengambil
“isi kepala” yang tercecer di jalan serta pohon.

Warga lebih pilih mengatur jalan raya agar
tak melindas badan serta ceceran badan ingindara malang itu.

Evakuasi dikerjakan sesudah datang polisi serta ambulans.
Mas andi juga tak luput menolong sistem evakuasi.

Sepeda yang dipakai ingindara itu ringsek di
sisi depan. Namun waktu sistem evakuasi, mas andi serta warga tak temukan kunci
kontak sepeda motor. Mungkin saja lantaran kerasnya benturan, kunci itu terpental
tak tahu kemana.

Sekian hari sesudah peristiwa itu, pohon-pohon di dekat tikungan dicat warna putih agar
ingindara yang melalui lebih hati-hati.

Nah, hari malam selasa seputar tujuh hari dari kecelakaan itu Mas Andi seperti biasa
jagalah wartel. Malam itu wartel tengah sepi, mungkin saja lantaran hujan dari sore yang masih
tersisa gerimis kecil.

Seperti umum mas andi berjaga wartel sembari asik bermain
gamewatch. Seputar jam 1/2 10 malam, tak ada pelanggan. Mas andi juga berniat
ingin tutup wartel serta pulang saja lantaran memanglah keadaan cuaca tak sangat mungkin.

Tetapi mendadak ada dari pintu masuk wartel yang ada persis disamping tempat duduk
mas andi seperti ada bayangan melalui. Mas andi juga kaget serta celingak-celinguk tetapi
tak ada apa-apa.

Pada akhirnya mas andi dengan tekat untuk untuk selekasnya tutup wartel dan
pulang makin bulat. Baru ingin mematikan computer server, mas andi sadar bila bilik 6
yang ada di sudut ruang tengah lakukan panggilan serta telah berlangsung
seputar 30 detikan.

Bulu kuduk mas andi juga meremang lantaran tahu tak ada siapa-siapa
di wartel. Dengan selekasnya mas andi mematikan computer server segera dari power supply
agar cepat.

Lampu-lampu dimatikan serta keluar wartel untuk menguncinya tanpa ada mengecek
perbilik terlebih bilik 6. Sesudah pintu wartel dikunci dari luar oleh, dengan terburu-buru
mas andi melangkahkan kakinya.

Esok harinya, mas andi kehadiran tamu yang diantarkan pak RT. Tamu itu tidak
lain serta tak bukanlah yaitu bapak dari ingindara yang tewas kemarin.

Ayah itu mengakui bila tempo hari malam memperoleh telephone yang menyampaikan kalau
kunci kontak ada dibawah akar pohon trembesi yang mencuat di jalan. Serta ternyata
memanglah benar kunci itu ada di sana.

Menurut ayah itu, nada penelpon sama seperti almarhum anaknya namun penelpon
mengakui bahwa dia penjaga wartel di desa dekat tempat kecelakaan. Sesudah mengatakan
itu, sambungan telephone mendadak dimatikan oleh penelpon. Mas andi yang keheranan
menceritakan pengalamannya tadi malam.

Baik mas andi sendiri, pak RT serta bapak korban
tabrakan makin heran dengan peristiwa berlangsung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar