Perjuangan Cinta Ayah Yang Dikhianati Demi Anak


Diawali dari semalam, sesudah sepanjang hari turut satu moment, kami diantar pulang oleh seseorang laki- laki paruh baya, sebut saja dia itu Boy. Bekerja juga sebagai di agency yg tidak jauh dari dunia entertainment bikin hidupnya repot serta pasti saat untuk pribadi amat sedikit. Seluruhnya dijalaninya dengan enjoy serta pasti untuk satu hal, untuk mencari duit, banting tulang, untuk keluarga.

Ditengah perjalanan pulang, Boy, tiba- tiba sharing perihal beberapa hidupnya. Tahu kami yaitu team Blogger, dia lalu bicara masalah dunia menulis. Boy, yang sudah memiliki seseorang anak yang baru berumur 2 th. ini mau sekali menuliskan cerita hidupnya. Namun, satu masalah yang dia hadapi yaitu dia tidak paham bagaimanakah mengawalinya, bagaimanakah mempermainkan kata- kata serta bagaimanakah menggambarkan isi hatinya. Terutama yaitu saat, masalah terbesarnya. Mungkin saja bila dia menuliskannya, bakal di beri judul " Catatan si Boy " atau " Buku Harian Boy " atau " Diary Boy atau " Saat lantas Boy ".

Saya baru sadar, mengapa demikian radio memutarkan lagu John Legend " All Of Me ", dia dengan cara gamblang serta lantang menyanyikannya dengan sepenuh hati, penuh penjiwaan, penghayatannya yang luar umum, sampai merasa demikian pilu serta menggambarkan isi hatinya. Tanpa ada perduli, kami yang ada di sekelilingnya.

Saya terasa cerita hidupnya cukup menarik, saya jadi tertarik untuk menuliskannya di dalam rumahku ini. Sekurang-kurangnya, saya mungkin saja dapat mewakili Boy menuangkan isi hatinya, agar dia berasa lega serta tak simpan dalam hati, yang membuatnya dia makin terbebani. Simpel saja, maksud Boy untuk menceritakan saat lantas hidupnya yg tidak mungin dirubah lagi, dia mau sharing ke orang lain, agar apa yang sudah berlangsung hidup dimasa lantas dapat jadi pelajaran untuk orang lain.

Tidak paham mesti mengawali dari tempat mana cerita riil hidup Boy. Kehidupan rumah tangga pria muda ini nyatanya telah ada diujung tanduk. Telah 4 bln. ini, dia alami masa- saat yang susah dalam kehidupannya. Jadi seseorang single fighter untuk seseorang bayi yang baru berusia 2 th., jadi seseorang Ayah rumah tangga yang perlu mencari duit untuk hidup dia serta anaknya, juga mesti jadi seseorang Ibu yang saat anaknya memerlukan kasih sayang Ibunya. Cerai, belum, pisahlah iya. Telah nyaris masuk ranah hukum, persoalan rumah tangganya.

Tidak paham apa yang sesungguhnya berlangsung dengan kehidupan pasangan suami istri ini. Tak terlampau terang dalam ceritanya malam itu. Dia sendiri juga tak menuturkan dengan cara pasti, perselingkuhanlah sebagai aspek pemicu seluruhnya itu. Namun curahan hati lewat kalimat untuk kalimat waktu itu menggambarkan sekian. Berlangsung pengkhianatan di antara mereka.

 " Jujur, saya sakit, suami mana yg tidak sakit bila mendengar istrinya dipeluk laki- laki lain? " Demikian sepenggal kalimat malam itu. Kalimat yang pasti, kalimat yang tegas, kalimat yang keluar dari lubuk hati terdalam seseorang laki- laki, jujur serta apa yang ada.

Untuk anaknya yang semestinya dipenuhi kasih sayang dari seseorang Ibu, Boy bersedia kehilangan muka, Boy ikhlas kehilangan gengsinya juga sebagai seseorang laki- laki serta suami, Boy menjelaskan sangatlah dapat memaafkannya, seluruhnya kekeliruan yang pernah dikerjakannya, seluruhnya pengkhianatan yang sudah diberikan istri kepadanya. Cuma dengan satu kata " MAAF " , cuma dengan keinginan maaf dari istrinya saja. seluruhnya bakal kembali jalan normal seperti pada awal mulanya, seolah tak pernah berlangsung apa pun. Serta seluruhnya untuk anak.

Boy menyiratkan satu pesan dari pengalaman hidup berumah tangganya, kejujuran yaitu yang paling utama. Janganlah pernah ada kebohongan. Kesetiaan cinta jadi semua di atas semuanya. Boy mau, anaknya cuma mempunyai SATU AYAH serta SATU IBU. Karenanya, Boy ingin kerjakan yang paling baik di antara yang terbaik dalam kehidupannya untuk anak.

 " Hingga hari ini, saya masih tetap perduli sama dia, saya masih tetap ingin pertahankan kehidupan kami. Saya ingin keluarga ini utuh. Saya tak dapat menampik, bila dia menelepon atau sms, meminta pertolongan. Saya pasti berbuat semampuku " begitulah kata Boy.

Tersebut sepenggal kecil cerita riil hidup dari seseorang Bapak, seseorang laki- laki, Boy yang berjuang atas nama Cinta, berkorban untuk hari esok anak, berdiri tegak di atas tanah yang mulai menggoyangnya. Berupaya sekuat tenaga keluar dari tantangan serta cobaan dari Tuhan. Untuk hidup serta kehidupan yang tambah baik, buat anak serta dianya, untuk utuhnya suatu rumah tangga, Boy hidup tegar serta sabar, tegas pada dianya, tabah menghadapinya, dengan kepala yang tegak, laksana seseorang Jenderal perang, menyampaikan pada dunia, SAYA tak ada permasalahan, SAYA kuat, SAYA bakal menang dalam perang ini.

Sedang, saya juga sebagai pendengar cuma dapat diam serta berupaya masuk kedalam jalannya hidup yang tengah berlangsung dengan Boy tanpa ada dapat mengeluarkan kata- kata, tanpa ada dapat berikan anjuran terlebih saran kepadanya. Cuma dapat berdoa, mudah-mudahan Boy dapat selekasnya keluar dari masalahnya, memperoleh jalan keluar paling baik untuk hidup anak serta dianya, tersebut untuk kehidupan rumah tangganya. Apa pun itu, nanti sebagai ketentuan serta jalannya, saya meyakini Tuhan sudah memberi yang paling baik untuk Boy serta keluarganya. Saya doakan, mudah-mudahan mereka dapat rujuk seperti hasrat Boy, keutuhan rumah tangga, semata untuk hari esok cinta serta anak. Mengharapkan, satu hari kelak, si anak, telah tumbuh besar serta dewasa, tahu bakal kebesaran hati serta cinta seseorang Bapak pada dianya. Si anak pasti mesti jadi anak yang berbakti serta bersukur atas karunia Tuhan yang sudah memberikannya seseorang Bapak yang luar umum. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar